The Threshold of Dirt and Loyalty
Chapter 2. Venice Masquerade
THE FANG CHRONICELS SERIES
Leona Night
10/14/20255 min read


“This isn’t mercy, Edward. This is the threshold.Cross it right, or be devoured from both sides.”
-Emily Visconti-
POV Edward Bennett
Malam masih baru saja tiba, langit kota Turin masih diselimuti jejak sisa cahaya matahari semburat jingga kelabu, saat aku mendengar derap langkah kaki memasuki lorong Apartemen Bodyguard House of Vesperine.
Naluriku menuntun untuk berdiri tegak waspada. Aku merasa bahwa mereka datang untuk membawaku entah kemana. Apakah ke lapangan eksekusi, atau penjara bawah tanah yang gelap dan lembab. Namun satu yang jelas, hidupku kelam dan hanya menunggu undangan Dewi kematian. Apakah dia akan memelukku atau justru dia akan menendangku menjauh karena memang waktu kematianku belum tiba.
Tak lama aku mendengar suara seseorang mengetuk pintu kamarku dan berkata,” Edward Bennett, buka pintunya, waktumu telah tiba.”
Darahku seperti tersedot inti bumi dan turun ke kaki menyisakan sensasi denyutan rollercoaster yang membuatku mual. Tanpa tenaga kubuka pintu kamarku.
“Kemana kalian akan membawaku?”
Mereka hanya diam, salah satu diantara mereka memborgol tanganku dan mengenakan selubung hitam pada kepalaku. Mereka menuntunku naik ke sebuah mobil yang membawaku pergi entah kemana. Dalam hati aku sangat yakin kematianku telah diambang pintu.
Sekitar 30 menit aku terguncang dalam mobil yang kuperkirakan akan membawaku ke lapangan tembak. Aku makin bertanya tanya saat mereka membawaku ke sebuah lokasi dimana secara samar aku tidak melihat lapangan tapi sebuah Kastil atau mansion yang megah.
Lalu mereka mendorongku masuk seperti ke dalam sebuah lorong bawah tanah, yang gelap dan lembab. Hatiku bergetar, aku merasa This is it, my time will end. Aku merasakan tiap tarikan nafasku sangat berharga seperti aku tidak akan pernah lagi bernafas setelah ini.
Tiba tiba mereka mendorongku untuk berlutut tanpa sedikitpun aku tahu ruangan apa yang saat ini kumasuki, dan mengapa aku harus berlutut. Tak lama mereka membuka kembali penutup wajahku. Aku silau sejenak, namun perlahan aku bisa melihat dengan terang ruangan macam apa yang kumasuki. Ruangan itu seperti pengadilan bawah tanah, di depan ku ada layar lebar dan di samping kiri dan kanan terdapat kursi kosong. Dan ada kaca besar yang sepertinya dua sisi dan ada di sebelah kananku.
Ruangan itu bernuansa merah menyala dan berkesan menakutkan. Keempat dindingnya bercat merah maroon dengan kursi antik kayu yang ada di sisi kiri dan kanan layar besar. Sepertinya banyak nyawa telah dicabut paksa di ruangan ini. Aku berusaha menenangkan diriku, karena setidaknya aku tidak melihat ada eksekutor di ruangan itu.
Lalu tiba tiba aku melihat layar besar itu menyala dengan sendirinya dan ada gambar sekelompok orang, yang jika sepintas aku lihat sepertinya mereka adalah petinggi atau anggota Senior TOSN, jika kulihat dari usia dan pin kecil yang mereka gunakan di dada sebelah kiri mereka.
Seorang laki laki maju dan memaksaku berlutut.
Seorang wanita dengan usia sekitar 70 tahunan tiba tiba muncul di layar dan memulai pembicaraan,”Lady Emily, silahkan mulai pembelaan anda terkait Edward Bennett,” ujarnya.
Tiba tiba ada suara yang sangat lembut dengan logat italia yang kental berkata lembut, “ Saya paham kesalahan Edward Bennet dalam kaitannya dengan hubungannya dengan Julie Montefiore dari House of Lucerne. Tapi perlu saya ajukan pertimbangan bahwa tidak ada cedera langsung pada sistem TOSN. Tidak ada korban fisik walau hampir saja terjadi perang terbuka dengan tentara Tahta Suci Roma. Namun saya sudah pastikan Tahta Suci tidak akan mengangkat insiden itu sebagai upaya untuk mencederai keberadaan TOSN.”
Ruangan sunyi dan para anggota The First Serpent yang ada di layar Zoom, melakukan diskusi, mungkin untuk memutuskan nasibku. Sekitar 15 menit mereka berdiskusi dan akhirnya mereka pun mengambil keputusan.
Pimpinan koordinator konsultasi Internal TOSN, The First Serpent, Madam Seraphina Voss berkata pada Emily, “Setelah kami mendengar penjelasan Lady Emily, dan mengingat kedekatan relasi antara Lady Emily dengan Pimpinan tahta Suci Roma, kami memperoleh keyakinan, bahwa kasus Edward Bennett dengan tahta Suci bukanlah hal yang mengancam Stabilitas TOSN. Untuk itu kami memutuskan untuk tidak menjatuhi hukuman mati pada Edward Bennett.”
Aku bernafas lega dan merasa menemukan secercah cahaya kehidupan baru. Lalu aku mendengar kembali keputusan dari The First Serpent.
“Namun sesuai dengan keputusan kemarin, bahwa Edward Bennet bukan lagi Lord dari Lucerne dikaitkan dengan pengajuan gugatan cerai Julie Montefiore, maka kami putuskan untuk menempatkan Edward Bennet dibawah pengawasan dan perlindungan Lady Emily. Sehingga dengan demikian Edward Bennett kembali menjadi anggota House of Vesperine.”
Aku mendengar suara Lady Emily menjawab tegas, “ Terimakasih kami bersedia menerima Edward kembali.”
“Kami The First Serpent, memberi kesempatan pada Edward Bennett untuk kembali mengabdi pada The Order Of Serpentine Nine (TOSN) lewat jalur Fang Associate. Demikian keputusan yang telah kami buat, mohon Lady Emily memberikan arahan pada yang bersangkutan, dan kami akan undur diri,” ujar Madam Serapina sebelum mematikan layar meeting.
Setelah itu aku mendengar suara lembut Lady Emily, “Selamat Edward, kau masih mendapat kesempatan untuk menebus kembali semua kelalaian dan kesalahan mu, dan tidak di eksekusi. Aku harap kau bisa menempatkan diri dengan baik. Ingatlah TOSN tidak membebaskanmu dari semua tuduhan dan membersihkan namamu, tapi mempekerjakan mu kembali. Artinya ada banyak hal yang perlu kau lakukan termasuk memperbaiki nama baikmu.”
Aku hanya menjawab,” Baik lady Emily, saya siap bekerja dibawah pengarahan anda.”
“Bagus. Mulai sekarang kau berada langsung dibawah komandoku. Aku hanya minta satu hal padamu. Loyalitas dan kejujuran. Apakah kau bersedia memberikannya padaku?”
“Tentu Lady, saya akan mengusahakan yang terbaik. Hanya dengan komando anda, saya akan bergerak dan melaksanakan tugas,” jawabku mantap.
“Baiklah jika begitu, kau akan ditetapkan di sayap utara House of Vesperin untuk kemudian mendapat pelatihan Fisik dan Strategi dari kami,” ujar Lady Emily mengakhiri percakapan kami.
Tak lama aku kembali dijemput petugas yang kemudian mengarahkanku kembali ke House of Vesperine.
Selama perjalanan pulang kembali ke House, aku tidak lagi diperlakukan macam pesakitan yang akan menerima hukuman mati. Mereka tidak lagi mengenakan tutup kepala padaku. Sesampainya di pintu masuk House aku melihat beberapa orang berkumpul di depan Paviliun Bodyguard. Sepertinya mereka menyambut kedatanganku.
“Selamat datang di House Of Vesperin Edward. Kenalkan aku Marco Vieri, aku adalah Lord Defender House Of Vesperine, sekaligus nanti yang bertindak sebagai mentor untuk pelatihan fisik dan strategi sebelum kau diterjunkan ke Venice.”
“Terimakasih atas sambutannya lord, saya sungguh merasa tersanjung, bahwa anda sendiri yang menyambut saya di House ini. Senang mengenal anda Lord,” ujarku dengan nada penuh rasa hormat.
“Aku senang lady Emily khusus menugaskan aku untuk menjadi mentormu. Aku sudah tidak sabar ingin melatih mu Edward,” jawab Lord Defender tegas.
“Saya juga tidak sabar ingin menjadi anak didik anda Lord,” ujarku sambil menyalami beliau.
“Baiklah Edward. Mulai sekarang kau tinggal di Paviliun Fang atau yang biasa dikenal sebagai paviliun Bodyguard. Besok pagi kita akan mulai pelatihan. Jadwal mu akan segera kami kirim. Saya berharap kau bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan sungguh sungguh. Jangan kecewakan Lady kami,” kata Lord Defender dengan tatapan tajam ke arahku.
Aku hanya mengangguk, dan kemudian mengikuti anak buah Lord Defender yang mengantarkan kan aku ke kamar tidur.
Malam itu aku tidak bisa tidur. Aku merasa begitu banyak hal terjadi padaku dengan tiba tiba. Sekarang disinilah kau menyelam di posisi paling dasar dari organisasi TOSN. Menjadi bagian terdepan yang bisa dikatakan sebagai mesin pembunuh.
Sungguh aku tidak tahu, apakah aku akan selamat melalui kerasnya dunia Mafia yang penuh tipu daya. Tetapi satu hal, aku berjanji pada diriku sendiri, bahwa aku tidak akan mengecewakan tangan yang sudah menolongku, tangan Lady Emily dari House Vesperine yang hingga hari ini, aku hanya mengenalnya lewat suara.
*****
BACA CHAPTER 3
