Chapter 3. Tarot Reading

“Some people fear the future because deep down they know they themselves are the source of the problem.”
The Advisor

Malam makin larut di The Black Thistle, namun undur diri tampaknya bukan opsi yang tepat bagi Gareth. Dia sangat ingin menghargai pasangan suami istri Reid sebagai teman dekat sekaligus mitra Profesional. Dia berusaha bertahan di acara Halloween yang baginya tidak lebih dari hiburan sampah kekanak kanakan.


“Hai Gareth, kemarilah,” teriak Callum Reid saat Gareth berjalan jalan keliling arena pesta.

Gareth melihat Callum ada di sebuah tenda Tarot yang tampak unik. Skeptis, dia berjalan menghampiri Callum.

“Kenalkan ini Helen Drummond, dia adalah temanku dan saat ini sedang ikut event di sini. Kamu cobalah ngobrol dengan Helen, “ ujar Callum seraya memberi kesempatan Gareth bersalaman dengan Helen.

Dengan pandangan sinis dan senyum smirk meremehkan, Gareth mengulurkan tangan.

“Gareth Pembroke.”

“Helen Drummond.”

“Coba sekali waktu kau keluar dari sudut pandang ilmuwan dalam menilai psikologis manusia, dan pelajari sudut pandang Tarot seperti yang Helen lakukan,” ujar Callum

Gareth tampak ingin tertawa dan ekspresinya sangat meremehkan.

“Aku tidak menduga  kau percaya ramalan Reid?”

“Bukan soal ramalan, tapi perspektif. Siapa tahu bisa kita gunakan pada beberapa kasus yang kita anggap layak untuk itu. Oke aku tinggal kau berbincang dengan Helen, agar tahu apa yang aku maksud,” ujar Callum Reid sambil tersenyum dan kemudian pergi meninggalkan Gareth seorang diri.

Sepeninggal Callum, Gareth pun duduk di sebuah kursi di depan Helen dan mulai melihat kartu kartu Helen yang tersebar diatas meja.

“So, sejak kapan kau mulai meramal nasib orang nona Helen? Tahukah kau meramal nasib orang dan pergi ke tukang ramal untuk menerima ramalan, sama sama wujud gangguan jiwa ringan?

“Aku tidak pernah meramal nasib orang Tuan Gareth. Aku menyebut diriku sebagai Tarot Advisor. Aku memberi nasehat, atau saran pada seseorang atas masalah yang sedang dihadapi.”

Gareth tertawa terbahak-bahak, dan dengan nada menghina dia lalu berkata,” Siapa yang memberimu izin dan legitimasi untuk menawarkan advis pada seseorang. Jangan jangan kau sendiri orang pertama yang butuh diselamatkan lewat advis psikologis. Aku punya banyak klien yang mengalami halusinasi ringan tentang kemampuannya, sehingga merasa dirinya hebat melebihi kenyataan.”

“Saya mendapatkan pelatihan khusus tentang makna Kartu Tarot dan kaitannya dengan peta psikologis manusia Tuan Gareth. Saya bahkan punya sertifikat sebagai Certified Tarot Advisor. Anda tidak perlu ragu dengan kemampuan saya. Saya juga telah menangani banyak klein tuan.”

Gareth kembali tertawa dan i berkata dengan nada menghina,” Sejak kapan peramal kacau macam dirimu memerlukan legitimasi hukum dan mendapat hak profesi. Kalian hanya talent pengisi pesta Halloween seperti saat ini. Aku rasa hanya orang tolol yang mempercayai apapun yang kalian katakan.”

Gareth lalu memperhatikan penampilan Hellen. Dalam pandangan Gareth, Hellen memang berpenampilan berbeda dan tidak seperti tukang ramal yang dia sering lihat pada pesta rakyat atau Karnaval yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintahan tertentu di Edinburgh.

Alih alih menggunakan hiasan kepala ala Gypsy dan baju dengan warna mencolok seperti akan mengikuti pesta dansa, Helen justru tampak rapi sederhana dan jika dia bertemu dengannya dan bukan di meja Tarot ini, maka dia tidak akan menyangka jika Helen adalah pembaca Tarot.

“Aku terbiasa membaca kondisi batin dan spiritual seseorang lewat kartu Tarot tuan Gareth. Dan aku juga bisa membaca energi di sekitar kehidupan klienku sehingga aku bisa memberikan saran yang dia butuhkan.”

“Maaf aku terbiasa membantu Klien ku untuk membaca psikologis mereka dengan ilmu dan kewenangan hukum yang aku miliki. Bahkan aku menempuh pendidikan Doktor untuk itu., dan bukan hanya selembar sertifikat murahan seperti yang kamu dapat entah dari lembaga mana itu.”

Helen seperti tidak mendengarkan penghinaan Gareth, dan dia terus saja mengocok kartunya dan kembali berkata,” Aku akan mengocok kartu untukmu Tuan Gareth Pembroke.”

“Tidak perlu, aku rasa aku cukup dengan semua kegilaan yang kau katakan. Aku akan kembali pada teman temanku.”

Saat Gareth baru saja membalikkan badan meninggalkan Helen, tiba tiba wanita itu berkata,” Five Of Cups, kau membiarkan rumah tanggamu kosong kasih sayang. Banyak kekecewaan yang kau berikan pada pasanganmu. Jika terus seperti ini, lama kelamaan dia akan mencari orang lain untuk membahagiakan dirinya.”

Gareth mengeraskan rahangnya dan kembali menghadap Helen dan berkata,” Kau terlalu banyak minum Tequila Nona Helen, rumah tanggaku baik baik saja. Akulah justru orang yang sering memberikan saran dan masukan untuk memperbaiki kehidupan rumah tangga para Klien dan bukan sebaliknya. So, simpanlah ramalan konyolmu itu untuk dirimu sendiri. Aku tidak akan mempercayai semua yang kau katakan sedikitpun.”

Gareth melihat Helen tersenyum tipis padanya dengan pandangan tajam. Sesaat Gareth merasa tidak nyaman, namun kemudian dia bergegas pergi meninggalkan Tenda Tarot untuk kembali berkumpul bersama rekan rekannya.

*****

Masks and Reflections

Gareth kembali duduk di meja semula dan tampak menikmati pesta Halloween. Namun sesekali dia memperhatikan Tenda Tarot tempat Helen berada. Ada sebersit rasa bersalah. Dia merasa kata katanya tadi terlalu tajam. Tapi dia segera menepis rasa bersalah itu dan kembali fokus serta larut pada perbincangan dengan teman temannya.


Gareth memperhatikan sekelilingnya dan melihat tidak ada satupun para undangan yang datang sendirian. Mereka semua datang bersama pasangan masing masing. Mereka tampak bahagia dan saling mencintai. Bahkan Callum Reid dan istrinya pun tampak begitu mesra. Sebuah kemesraan yang sudah begitu lama tidak dia rasakan dalam kehidupan perkawinannya.

Dalm batin Gareth menilai, bahwa semua undangan yang hadir bersama pasangannya , meskipun mengenakan Halloween Mask, tapi dalam kehidupan percintaan bersama orang yang mereka cintai terasa lebih jujur dan tidak penuh kepalsuan. Justru dia yang hadir seorang diri, seperti menutup luka batin dengan topeng ketenangan dan kedamaian yang sebenarnya sudah lama tidak pernah dirasakannya bersama Isobel.

Lalu Gareth melihat pantulan dirinya dari sebuah kaca yang diletakkan di pojok ruangan tak jauh dari tempatnya duduk. Dia melihat pantulan laki laki yang mendekati usia paruh baya, dengan wajah kusut dan layu. Jauh dari wajah tampan dan damai yang tampak dari wajah Callum Reid.

Gareth menunduk dan menghindari refleksi bayangan wajahnya di cermin. Dia merasa cermin itu menunjukkan bayangan dirinya yang tampak beberapa tahun lebih tua, kusut dan tidak lagi tampan menggairahkan. Dia terlihat layu dan tak bergairah. Benarkah ini semua karena kehidupannya yang kosong dan monoton?

Sejenak dia teringat apa yang tadi Helen Katakan, “Five Of Cups, kau membiarkan rumah tanggamu kosong tanpa kasih sayang. Banyak kekecewaan yang kau berikan pada pasanganmu. Jika terus seperti ini, lama kelamaan dia akan mencari orang lain untuk membahagiakan dirinya.”

Dalam batin Gareth mengumpat dirinya sendiri dan menepis ingatan akan perkataan Helen. Dia menolak untuk menerima bahwa dirinya memang berada dalam rumah tangga yang kosong kasih sayang, dan sering meninggalkan Isobel seorang diri di rumah.

Dada Gareth berdebar lebih kencang dia merasa bisa jadi Isobel kecewa atas apa yang dilakukannya meskipun dengan dalih pekerjaan. Dan bisa jadi suatu saat Isobel mencari hiburan lain di luar kehidupan rumah tangga mereka. Oh God!

Gareth menenggak Tequila didalam gelas kristal yang sedari tadi dipegangnya dan mencoba mengalihkan seluruh perhatian dari pikiran negatif tentang rumah tangganya bersama Isobel.

****

The Five Of Cups

Tenggelam dalam keheningan di tengah keramaian pesta Halloween, membuat perasaan Gareth semakin tidak nyaman. Entah bagaimana dia merasa dirinya tidak layak berada di sana. Seharusnya sejak tadi dia sudah pulang dan berada di rumah bersama istrinya. .


Namun nuraninya berkata berbeda seolah ingin menyanggah apa yang baru saja dirasakannya ,”Kau tidak pernah melewati satu sore hari pun bersama istrimu walau secara fisik kau ada di rumah. Kau asyik sendirian dengan pekerjaan yang kau bawa pulang, dan istrimu asyik sendiri dengan laptopnya entah apa yang dia kerjakan. Dan hei, kau pun tidak pernah tahu apa yang sedang dilakukan Isobel dengan laptopnya itu.”

Gareth tersenyum kecut pada dirinya sendiri, dan tanpa pikir panjang dia berdiri lau berkata pada Callum dan teman lainnya yang ada di meja itu, “Sepertinya aku harus segera pulang. Hari sudah terlalu malam. Aku merasa tidak nyaman meninggalkan Isobel sendirian di rumah selarut ini. “

Michael memandangnya dengan penuh prihatin dan berkata,” Harusnya kau ajak Isobel, kami sudah lama tidak melihatnya. Aku rasa kau bekerja terlalu keras Gareth. Saranku bersenang senanglah dengan istrimu. Bawa dia pergi jalan jalan dan jangan sering meninggalkan wanita sendiri di rumah, berbahaya.”

Istri Michael tertawa kecil dan mencubit lengan suaminya. Gareth nampak kikuk dan beberapa saat kemudian dia pun melangkah pergi meninggalkan meja tempat mereka berkumpul. Dia mempercepat langkahnya meninggalkan Black Thistle menuju ke parkiran mobil.

Baru saja dia menyentuh pintu keluar Cafe, seseorang memanggilnya dari arah belakang.

“Tuan Gareth, kau melupakan sesuatu,” ujar suara itu.

Gareth pun menoleh dan melihat Helen sang pembaca Tarot tampak berjalan mendekatinya.

“Apa lagi nona Tarot?” jawab Gareth sinis.

Sambil mengacungkan tangannya Helen menunjukkan Kartu tarot The Five Of Cups yang tadi dia buka untuk Gareth.

“Kartumu tuan! Bawalah ini kartu milikmu. Jangan takut, itu hanya selembar kertas dengan gambar arketipe yang tidak akan membuatmu murtad atau mengalami hal negatif. Justru siapa tahu kartu ini bisa kau jadikan sarana merenung untuk merefleksi kehidupan perkawinanmu yang aku rasa sedang tidak baik baik saja,” ujar Helen dengan tatapan den kedipan mata penuh makna.

“Perkawinanku baik baik saja nona…”

Belum sempat Gareth menyelesaikan perkataannya, Helen sudah menyelipkan kartu tarot The Five Of Cups kedalam saku jas Gareth,


“Bawalah kartu ini dan renungkan perkataanku. Kau masih punya banyak waktu untuk memperbaiki kehidupan rumah tanggamu yang tampak penuh kekecewan. Bahagiakan istrimu dan ingatlah bahwa dia tidak akan selamanya ada di sana, di dalam rumahmu yang dingin untuk menunggu kau pulang. Suatu saat dia bisa pergi mencari kebahagiaan lain yang tidak pernah kau berikan padanya.”

Gareth bermaksud menolak pemberian kartu tarot Helen, tapi terlambat, kartu itu sudah meluncur masuk ke dalam jasnya. Gareth merasa tidak berdaya, namun Satu hal yang dia tahu pasti saat ini, bahwa dia harus segera meninggalkan Black Thistle secepat mungkin.

*****

CHAPTER 4